Kunjungan Mahasiswa Ilmu Komunikasi ke UMKM Blitar: Sarana Perkuat Jiwa Wirausaha Sejak Muda

kunjungan UMKM

Mahasiswa Ilmu Komunikasi semester 3 baru saja melakukan kegiatan kunjungan
industri Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) guna memenuhi tugas Ujian Akhir
Semester mata kuliah Kewirausahaan Dasar. Kunjungan ini dilakukan di rumah
produksi opak gambir “Qoim Barokah” kelurahan Sumberdiren pada Rabu
(13/12/2023) lalu.

Aim selaku pengelola rumah produksi opak gambir “Qoim Barokah” menuturkan
bahwa sebelum dirinya mengelola rumah produksi ini sudah terlebih dahulu
dikelola oleh kedua orang tuanya.

“Orang tua ku itu mulai bisnis dari tahun 2008 kurang lebih sudah 16 tahun.
Dan sekarang orang tua sudah meninggal, aku mulai tahun pegang di tahun 2019
akhir,” tuturnya.

Aim menuturkan bahwa saat Corona melanda, proses produksi opak gambir vakum
selama 2 tahun sebab tidak ada pesanan yang masuk dan menyebabkan omset menurun
drastis.

“Tahun 2022 sudah mulai lagi pelan-pelan tapi tetap terasa bedanya, kerena
pasca Corona kan ekonomi sedikit-sedikit terasa bedanya kalau dibandingkan
dengan sebelum Corona,” ungkap wanita paruh baya ini.

Sebelum sesukses sekarang, wanita paruh baya ini mengungkapkan bahwa setelah
orang tuanya meninggal ia harus belajar dari awal guna mengelola usaha yang
telah dirintis oleh kedua orang tuanya. Hal ini tentu mendapat support penuh
dari karyawan-karyawan yang bekerja di usahanya, para karyawan yang
dipekerjakan pun merupakan ibu-ibu dan bapak-bapak dari lingkungan sekitar
rumahnya.

“Ibu dulu mendirikan usaha ini tujuannya membantu ekonomi sekitar dan untuk
karyawan itu jumlahnya 12 orang yang satunya laki-laki. Dan kita sekali
produksi itu 15 kg nanti jadi opak gambir itu 30 kg,” tuturnya.

Akibat dari perbedaan umur antara Aim dan para karyawannya, ia menekankan
pentingnya menjaga komunikasi yang baik agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Dari keterangan yang didapat, selain di toko yang ia kelola Aim memasaran
produknya ke reseller-reseller melalui media Facebook dan Whatsapp yang
pengirimannya sudah merambah ke luar Blitar bahkan sampai ke Kalimantan.

Ia juga membagikan tips bagaimana ia mempromosikan kembali opak gambir
produksinya setelah orang tuanya tiada.

“Sekarang banyak yang pesan melalui Whatsapp karena kita ada kartu nama.
Setiap ada yang beli ke toko saya beri kartu nama biar pelanggan kembali lagi,”
jelas Aim.

Pasang surut yang ia lalui dalam mengelola bisnis Opak Gambir ini pun
beragam. Dirinya pernah meminjam bantuan modal ke pihak bank guna menjalankan
usaha ini untuk membeli alat-alat usaha serta penggajian karyawannya.

Berkat banyaknya pesanan opak gambir, Aim berhasil meraih omset setiap
bulannya mencapai puluhan juta yakni di angka 40-45 juta rupiah.

Setiap pendapatan yang diperoleh sebagian ia sisihkan untuk modal kembali
yang digunakan sebagai dana darurat. Sehingga keuntungan yang didapat nantinya
sudah bersih dari gaji, pembelian, dan perawatan mesin.

Di akhir kunjungan, para mahasiswa juga mengungkapkan harapan dan
dukungannya terhadap UMKM yang dijalankan oleh Aim agar bisa mendapat support,
pengakuan dan bantuan dari pemerintah.

 

Share:

Author: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Related Articles